Keinginan
menulis ini datang saat q dengar
komentar dari salah satu muridq yang masih bau kencur tentang pacaran.Bahkan
saat q bilang tak ada manfaatnya pacaran dan mereka bilang.”
Kalau g pacaran gimana bisa ketemu jodoh?” Atau dikesempatan lain mereka
bilang ” kok Bu Anu atau Pak Anu pacaran?”Tiiiiiiiiit (Sensor) Klo untuk
yang satu ini q tak bisa komentar. Dari pertanyaan-pertanyaan lugu diatas maka aq ingin sedikit bercerita kisah kami. sedikit melenceng dari judul yg penting menarik.
AQ tidak
mengenal suami sebelumnya, dan perkenalan kami atas rekom teman kuliah yang
ternyata adik ipar suami. Memang benar kami menikah diusia yang matang kata
orang tanpa pacaran dan hanya proses ta’aruf saja.
“ Kok nikahnya telat? G laku y?” ( Iiich………sadis banget) dan
komentar ini memang nyata mulai yang terus terang atau yang hanya berani
bisik-bisik saja. Mungkin saking cueknya alias telinga sudah tebal akan
komentar ini. Balasku Cuma g ngaruh blas!( Dalam hati tentunya). “Mang sebelumnya g ada yang ngajukan proporsal ya?”
Enak aja biar jelek ga berbody alias tipis krempeng (Saat itu) ada juga tawaran
mampir, tapi karena waktu itu masih imut (sekarang amit2) kujwb sekenanya, atas
kebijakan ibu beliaulah yang menyampaikan dengan santun bahwa aq msh ingin
sekolah jadi lom siap nikah.
Waktu kuliah
teman2 pada sibuk cari pasangan, mulai yang serius buat cari imam ataupun hanya
untuk iseng saja. Bagaimana aq? G kepikir sama sekali waktu itu yang ada
diotakku adalah bagaimana agar bisa lulus kuliah secepatnya agar tidak terlalu
membebani keluarga. Walaupun saat itu uang beasiswa mengalir dari semester 2 hingga terakhir (Thank 2 djjl). Akhirnya
kelar dengan sukses 8 semester meski tidak dapat predikat terbaik tapi hanya
selisih 0,01 saja dengan nilai terbaik saat itu sefakultas (pengen nangis tapi
tengsin masa’ sarjana nangis……Hikzzzz)
Lepas
kuliah sibuk cari jodohkah? Entah kenapa masalah cari jodoh g pernah mau mampir
dikepala, tapi langsung ngajar dan tetap
berwira usaha dirumah. Mungkin karena tak banyak waktu tersisa hingga tak sempat
mikir hal ini. At last there’s no man in my life unless my father and my brother of course.
Tapi….. pacaran kan buat cari kecocokan? Walah…..
tipuan syetan kayak gitu masih dipercaya. Yang ada ma bukanya kecocokan malah
kecekcokan (afwan kebawa emosi nech!). Liat aja banyak pasangan yg lama pacaran
yang diakhiri dengan perceraian atau sebaliknya yang tanpa pacaran bahkan awet
sampai usia yang memisahkan. Amiiiin.
“ G pacaran berarti g gaul
donk?!”
Apa benar
dengan berpacaran dapat dijadikan ukuran apakah qt gaul atau tidak. Apa hanya
dari itu qt dinilai. Kenapa qt tidak mencari prestasi yang positif untuk
dinilai gaul. Contohnya prestasi yang baik di sekolah, walaupun prestasi (iman
dan taqwa) dimata Allah lah yang paling puenting.
Jadi
kesimpulanya g benerkan? kalau g pacaran akan sulit ketemu jodoh. Terbukti kan?
( Kecap nomor satu). Bukankah sdh janji Allah bahwa segala diciptakan
berpasangan.jangankan manusia waktu saja ada pasanganya ada siang ada malam, jd
g perlu kawatir jauh dari jodoh. Mungkin qt ketemu jodoh diusia muda, diusia
dewasa , atau tua, bahkan bisa saja qt ketemu jodoh bukan didunia melainkan
diakherat nanti baru ketemu jodoh. waallahu a’lam. Yang bisa qt lakukan agar
bertemu jodoh terbaik adalah berdo’a dan selalu belajar tuk memperbaiki diri.
Karena wanita yang baik hanya untuk laki2 yang baik. Dan sebaliknya. Semoga Allah
menjauhkan qt dari amalan yang tidak bermanfaat. Cinta palsu dibuktikan dengan
sebatang coklat, cinta asli dibuktikan dengan seperangkat alat sholat.